Mahasiswa Antropologi Berpetualang Melalui Program Permata

Pontianak, FISIP UNTAN,-

Banyak mahasiswa yang memiliki keinginan untuk bisa mendapatkan pengalaman yang bermanfaat di dunia kampus. Salah satu diantaranya adalah program Pertukaran Mahasiswa Nusantara (Permata). Program Permata merupakan program dari Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) yang sudah berjalan semenjak tahun 2014. Hanya mahasiswa terpilihlah yang bisa mengikuti program Permata. Pada tahun ketiga berjalannya program ini, Kemenristek Dikti mengerahkan semua universitas negeri maupun swasta untuk ikut andil dalam program Permata.

Program Permata memiliki tujuan agar mahasiswa bisa saling mengenal budaya daerah lain serta menggali potensi-potensi yang ada di daerah tersebut. Kehidupan akademik tidak cukup hanya dari ruang kelas, tetapi juga perlu mendekatkan pada realitas secara langsung. Selain itu, akan sangat lebih bermakna dan bermanfaat ketika mampu untuk saling merayakan keberagaman dan kekayaan sosial budaya Indonesia. Tujuan ideal dalam program Permata adalah memperkuat wawasan kebangsaan dan nasionalisme Indonesia.

Mahasiswa yang mengikuti program Permata nantinya juga memiliki kesempatan dan peluang untuk mendapatkan beasiswa S2 ke dalam negeri maupun luar negeri. Beasiswa S2 juga mulai banyak digencarkan oleh Kemenristek Dikti. Perlu diketahui juga bahwa kuota penerima beasiswa S2 setiap tahunnya meningkat drastis sehingga kesempatan selalu terbuka lebar.

Bagi mahasiswa yang tertarik untuk mengikuti Program Permata bisa segera menggali informasi melalui website resmi Kemenristek Dikti maupun website Universitas Tanjungpura. Belajar pengalaman dari tahun kemarin, program Permata ini mulai dibuka pada pertengahan semester genap. Tahapan yang perlu dilakukan adalah mencari informasi, persiapkan persyaratan, ikuti segala tahapan pendaftaran dan seleksinya. Selanjutnya ketika diterima, bersiaplah berpetualang dalam program Permata.

Di Prodi Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjung Pura juga terdapat 4 mahasiswa yang mengikuti Program Permata tahun 2016 yaitu Saidah, Evriana Wachyunie, Nopizasari, dan Cia Mantir. Keempat mahasiswa ini adalah mahasiswa prodi Antropologi Sosial angkatan 2014. Ada dua universitas yang dituju yaitu Universitas Halu Oleo (Kendari, Sulawesi Tenggara) dan Universitas Padjajaran (Bandung, Jawa Barat). Salah satu mahasiswa yaitu Saidah akan berbagi pengalaman mengikuti program Permata yang harapannya bisa memberikan gambaran mengenai program tersebut dan berbagi semangat positif untuk mahasiswa yang lainnya.

 

Pengalaman Ikut Permata

Berangkat dari keingintahuan saya akan keanekaragaman budaya Indonesia, saya bulatkan tekat dan melangkah maju mengikuti Program Permata. Selain itu saya juga ada keinginan yang besar untuk bisa melakukan perjalanan dan menjelajahi wilayah Indonesia. Kapan lagi coba?  Oh ya, nama saya Saidah, Mahasiswa prodi Antropologi Sosial angkatan 2014.

Nah belum lama ini pada semester 5 kemarin, saya dan 15 mahasiswa Universitas Tanjungpura mengikuti program Permata. Universitas yang saya tuju adalah Universitas Halu Oleo. Ketika terpilih dan ditentukan tanggal keberangkatan, tidak ada rasa takut yang saya rasakan. Program ini dilaksanakan selama 1 semester dari tanggal 13 September 2016 – 13 Januari 2017. Berada di pulau dan kota yang berbeda yaitu di Sulawesi Tenggara tepat di kota Kendari menjadikan saya untuk perlu beradaptasi dengan lingkungan, kebiasaan dan segala hal yang baru dan belum pernah saya temukan di daerah asal saya.

Selama disana, saya tinggal di asrama mahasiswa yang telah disediakan oleh pihak Universitas Halu Oleo yang jaraknya lumayan jauh dari kampus Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Selama kuliah disana, saya berjalan kaki dari asrama menuju kampus. Tentunya dengan bergembira bersama teman-teman yang lainnya juga.

Banyak pengalaman yang saya dan teman-teman dapatkan ketika mengikuti program Permata yaitu pengalaman, ilmu yang bermanfaat, teman baru dan jaringan. Saya memandang bahwa bahasa dan seni bisa menjadi alat komunikasi yang paling utama dan memiliki energi yang besar untuk bisa merangkul serta membangun hubungan yang harmonis. Ketika saya belajar dan mempraktekkan kemampuan saya dalam berbahasa sehari-hari masyarakat Kendari ternyata mendapat tanggapan dan apresiasi yang baik.

Setiap kampus juga diwajibkan untuk mengenalkan budaya lokal kepada para mahasiswa sehingga kami diajak melakukan perjalanan untuk melihat lebih dekat budaya setempat. Saya sangat bersemangat bersama mahasiswa-mahasiswa lainnya untuk mengelilingi alam dan budaya Sulawesi Tenggara yang sangat indah. Apalagi sebagian besar wilayah disana adalah daerah pesisir. Sangat banyak pengalaman yang saya dapatkan dan tidak akan terlupakan.

Mari raih kesempatan untuk ikut program Permata selanjutnya!.

(Reporter: Saidah/Editor: Agus Yuliono)

Tinggalkan Balasan