Sosialisasi Kebijakan Strategi dan Pelaksanaan E-Learning

Pontianak,fisipnews – Sosialisasi Kebijakan Strategi dan Pelaksanaan E-Learning, yang diselenggarakan Untan menghadirkan Staf Ahli Menristekdikti, Prof.Dr.Paulina Pannen, dan Pakar e-Learning Universitas Indonesia via video conference.  Wakil Rektor 1 Universitas Tanjungpura Pontianak, Dr.Aswandi mengatakan, E-Learning merupakan kemajuan teknologi yang sangat bermanfaat untuk memudahkan orang belajar, seperti dilansir thetanjungpuratimes.com (29/3).

“Ada peneliti yang membuktikan bahwa orang yang belajar dengan e-book tidak lebih bagus hasilnya dengan orang belajar menggunakan buku cetak. Saya juga menemukan hasil penelitian didalam buku dimana disitu mengemukakan ketika anak dicoba belajar dengan e-book dengan buku yang sama dicetak dan begitu dievaluasi ternyata anak yang belajar menggunakan buku cetak hasilnya lebih maksimal dibandingkan anak yang belajar dengan ebook,” ujarnya, saat membuka Sosialisasi Kebijakan, Strategi, dan Pelaksanaan E-Learning, Senin (28/3) pagi.

Sosialisasi Kebijakan Strategi dan Pelaksanaan E-Learning

Aswandi menambahkan, kadang guru dan dosen tidak sadar bahwa di kelas masih banyak anak murid dan mahasiswa yang sesungguhnya tidak ingin belajar. Jika tidak bisa membuat proses belajar yang menarik, maka anak murid dan mahasiswa tersebut bermain handphone (HP).

“Ternyata 52 persen anak murid dan mahasiswa bermain HP ketika guru dan dosennya mengajar. Apalagi sekarang hal apa saja kita bisa baca menggunakan HP,” katanya.

Menurut Aswandi, Sebenarnya orang yang paling efektif belajar itu ketika mereka mampu berinteraksi dengan sumber belajar itulah kunci nya.

“Mengajar yang baik itu tergantung sejauh mana kualitas interaksi antara yang belajar dengan sumber belajar.  Ada anak yang tidak efektif dan kualitasnya rendah ketika dia berinteraksi dengan dosennya. Akan tetapi dia suka berinterkasi dengan kualitas yang tinggi dengan Information Technology (IT). Jadi tanpa dosen dia main-main saja dengan hotspot nya dia sudah mendapatkan hasil belajar yang lebih baik,” tuturnya.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Akademik Kementrian Ristek Dikti, Paulina Pannen mengatakan, kebijakan E-Learning di Indonesia sudah dimulai cukup lama.

“Ketika saya kesini sekitar 12 tahun yang lalu, saya sudah dikenalkan E-Learning pada masa itu yang merupakan pembelajaran berbasis email dan internet. Sekarang ini kemajuan teknologi sudah sedemikian canggihnya, dalam waktu 10 tahun teknologi sudah mampu membawa kita kepada bagaimana bisa mengemas mata kuliah kita itu menjadi utuh dalam satu paket yang namanya E-Learning,” jelasnya.

Dilanjutkan Paulina, perjalanan yang berbasis teknologi dimulai dari tahun 1970, yang sebelumnya masih menggunakan istilah multimedia.

“Ada juga pembelajaran yang menggunakan kaset, menggunakan video, ada juga yang menggunakan televisi,dan pada tahun 1975 sudah mulai popular serta media sudah lebih canggih dan sekarang E-Learning sudah banyak dikenal orang,” terangnya.

sumber:  thetanjungpuratimes 

(Monika/Dede)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan