Di Tengah Musim Dingin, Peserta ‘Joint Curriculum’ dari Prodi S-2 Kajian Pariwisata Unud Disambut Hangat di Stralsund Jerman
Jerman – Belmawa. Lima mahasiswa Prodi Magister Kajian Pariwisata Unud mengikuti Program Joint Curriculum/Transfer Kredit ASEAN & EROPA/ASEM di jurusan Tourism Development Strategies, University of Applied Sciences Stralsund, sekitar tiga jam di luar kota Berlin. Program ini dibiayai oleh Direktorat Jenderal Belmawa Kemenristekdikti.
Kelima mahasiswa tersebut adalah Dewa Putu Bagus Pujawan Putra, Ni Putu Diah Prabawati, Reinaldo Rafael Laluyan, Ni Putu Rika Sukmadewi, dan Gusti Ngurah Agus Adi Putra. Mereka adalah mahasiswa semester III, yang sedang dalam proses menyusun proposal untuk tesis. “Mereka belajar pariwisata termasuk untuk mencari materi untuk menyusun proposal dan tesis,” ujar Kaprodi S-2 Kajian Pariwisata Unud, Prof. I Nyoman Darma Putra.
Kesan-kesan mereka ketika pertama diterima di kampus University of Applied Sciences Stralsund.
Salju Dingin, Penyambutan Hangat. Hari yang dingin memang tidak bisa terlepas dari kawasan Eropa apalagi di bulan November di mana kita sudah melihat salju pertama pada tanggal 8 November 2016. Benar-benar pengalaman yang luar biasa dan memang benar pendapat yang menyatakan bahwa wisatawan mencari sesuatu yang berbeda dari tempat asalnya.
Di hari yang sama pula kita disambut oleh civitas Fachhochschule Stralsund prodi Trourism Development Strategies (TDS). Acara ‘Selamat Datang’ berlangsung di di Mensa Room, Haus 3 pukul 14.30. Kami diantar oleh Caroline menuju tempat penyambutan ini. Pada ruangan tersebut, hadir mahasiswa dan staf serta dosen pengajar pada program TDS. Meski di luar dingin dan bersalju, di dalam terasa hangat, entah karena penghangat ruangan. Suasana sambutan yang hangat menjadikan dingin musim salju yang turun di luar sana jauh terhalau.
Acara dibuka oleh wakil rektor Fachhochschule Stralsund Prof. Dr. Engel. Selanjutnya sambutan dari Head of International Academic Service Ms. Antje Pedde, Head of Communication Dr. Katia Glaser, TDS Project Manager Mrs. Steffi Wallenburger serta semua dosen yang hadir pada saat itu Prof. Dr. Werner Gronau, Prof. Dr. Wolfgang Scherl dan tidak ketinggalan sambutan dari Prof. Dr. Thomas Rasmussen, ketua program studi.
Peluang Double Degree. Prof. Thomas Rasmussen sangat senang akan kedatangan kami dan berharap ke depannya program kerja sama dengan Universitas Udayana bisa menjadi semacam double degree (1+1) sehingga akan semakin banyak mahasiswa yang dikirim dari kedua universitas untuk mendapat pengalaman dan wawasan pariwisata yang lebih komprehensif.
Setelah sambutan dari rektor, staff dan dosen yang hadir dilanjutkan dengan perkenalan kami berlima. Pada saat perkenalan momen yang paling menarik sebagian besar dari mereka tidak pernah mendengar tentang Indonesia, apalagi pulau lainnya selain Pulau Bali. Adapun yang menanyakan pada kami Indonesia itu di mananya Bali, sungguh kaget saya pribadi dan merenung akan kepariwisataan Indonesia.
Hampir ketinggalan kala itu untuk memberikan cindera mata dari Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt yakni sebuah buku yang disuntingnya bersama Siobhan Cambpell dengan judul Recent Developments in Bali Tourism: Culture, Heritage, and Landscape in an Open Fortress (2015) kepada Prof Thomas Rasmussen sebagai simbol kerja sama akademik yang diterima dengan senang hati. “Ke depan menjadi cita-cita bersama dalam banyak hal tidak hanya joint curriculum,” ungkap Prof Rasmussen.
Kudapan Khas Stralsund. Kudapan khas ini dinikmati pada acara bebas yakni menikmati kudapan khas Stralsund yaitu cookerin, semacam kue yang berisi buah anggur dan butter yang di-oven sehingga memiliki cita rasa asam dan manis (susah diungkapkan dan mesti dirasakan sendiri).
Suasana penerimaan yang hangat walau di luar salju dingin menusuk. Kami membaur dengan mahasiswa untuk saling kenal dan berdiskusi dengan beberapa dosen yang ada. Adapun tradisi unik yang dimiliki oleh prodi TDS di mana dalam mengapresiasi sesuatu mereka tidak melakukannya dengan bertepuk tangan melainkan mengetuk meja layaknya mengetuk pintu namun lebih cepat. Pariwisata memang menyuguhkan keunikan dari suatu destinasi tidak hanya perbedaan tempat, waktu, atau cuaca.
Acara ditutup dengan foto bersama dan ajakan untuk bergabung pada kelas selanjutnya.( Dewa Putu Bagus Pujawan, Angkatan 2015/editor/HKLI)