Penanganan Perubahan Iklim (1)
FISIPUNTAN, Pontianak. Penanganan Perubahan Iklim (1).Saat ini semua penduduk bumi, termasuk kita di Indonesia, sedang menghadapi ancaman besar berupa perubahan iklim yang dapat merusak pembangunan global, bahkan menghancurkan semua kehidupan di muka bumi.
Demikian stressing para pakar, akademisi, praktisi dan aktivis dalam FGD Penanganan perubahan iklim (1)yang digelar pada 22 Mei 2023 di Ruang Aula S2 FISIP Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Urgensi Penanganan Perubahan Iklim (1)
Berbagai lembaga internasional melaporkan bahwa perubahan iklim menempati posisi paling atas penyebab musibah global seperti cuaca ekstrim, krisis pangan, krisis air bersih, hilangnya keragaman hayati, dan runtuhnya ekosistem.
Perubahan iklim juga memberi dampak serius terhadap berbagai sektor, diantaranya sektor kesehatan, pertanian, dan perekonomian.
Selain itu, migrasi terpaksa (Involuntary Migration) akibat perubahan iklim berujung pada ketidakstabilan sosial dan politik yang mendalam.
Laporan Bank Dunia berjudul “Poverty and Shared Prosperity” pada 2020 menyebutkan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan 68 juta – 132 juta orang hidup dalam kemiskinan pada 2030.
Perkiraan ini tergantung pada tingkat keparahan perubahan iklim di setiap negara dan daerah masing-masing.
Dampak Perubahan Iklim
Kini dampak perubahan iklim telah dirasakan juga secara merata di seluruh daerah di Indonesia, baik perkotaan maupun pedesaan.
Pergeseran musim hujan dan kemarau, meningkatnya suhu udara, tingginya curah hujan, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan abarasi pantai adalah beberapa dampak dari perubahan iklim.
Hingga 2023 laju perubahan iklim terus terjadi bahkan kondisi bumi makin mengkhawatirkan. Salah satu fakta, pada tahun ini bumi telah mengalami panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, baik di daratan maupun lautan.
Organisasi Meteorologi Dunia melaporkan bahwa pada bulan September mencatat rekor suhu terpanas secara global dalam catatan sejarah bumi.
Suhu permukaan bumi secara rata-rata telah mencapai 16,38 derajat celsius, lebih tinggi 1,75 derajat celsius dibandingkan rata-rata bulan September pada periode 1850-1900.
Kondisi terkini dan dampak yang telah ditimbulkan menjadikan perubahan iklim merupakan masalah sangat penting yang harus ditangani bersama.
Rekomendasi Penanganan Perubahan Iklim
Upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim akan sangat berat jika hanya ditanggulangi oleh pemerintah.
Karena itu penting ada dukungan dan kontribusi semua sektor di luar negara atau pemerintah. Dukungan tersebut salah satunya dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian pemikiran berupa saran dan rekomendasi untuk penanganan perubahan iklim.
Sebagai upaya menghimpun pemikiran berupa saran dan rekomendasi untuk pPenanganan Perubahan Iklim (1), maka digelar kelompok diskusi terfokus (Focus Group Discussion/FGD) mengenai penanganan perubahan iklim di nasional dan daerah.
FGD digelar di dua daerah atau provinsi dan pulau berbeda, yaitu Kalimantan dan Sumatera. Hal ini untuk menyerap berbagai pemikiran dari masing-masing daerah.
Selain itu juga kita menyadari bahwa upaya Penanganan Perubahan Iklim (1) harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi serta kebutuhan lingkungan masing-masing.
FGD Penanganan Perubahan Iklim
Pertama, FGD digelar pada 22 Mei 2023 di Ruang Aula Strata Dua (S2) Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, Kalimantan Barat.
Peserta FGD Penanganan Perubahan Iklim datang dari kelompok pakar antara lain: Prof. Dr.H.Martoyo, MA, Dr.Herlan, M.Si, Dr.Elyta pakar kebijakan publik dan sosiologi Universitas Tanjungpura.
Turut hadir dari pihak Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS; Konrad Adenauer Foundation) Dr. Denis Suarsana dan koordinator program Ari Stauss.
Kemudian pada 3 Oktober 2023 di Ruang Rapat Pimpinan Fakultas Ilmus Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Sumatera.
Peserta perwakilan multistakeholder dari berbagai kalangan atau profesi tersebut untuk memperkaya perspektif dalam input dan saran dalam penanganan perubahan iklim.
Agenda FGD Penanganan Perubahan Iklim
Secara garis besar, FGD membahas tiga pokok bahasan, yaitu:
- Kendala dan tantangan penanganan perubahan iklim, terutama dalam
mencapai target penurunan emisi karbon di tingkat daerah. - Praktek terbaik yang telah dilakukan di tingkat daerah dalam menangani
perubahan iklim. - Rekomendasi penanganan perubahan iklim, termasuk dalam mencapai
target penurunan emisi karbon, untuk lima tahun ke depan.
Hasil FGD tersebut kemudian dituangkan dalam Recommendation Paper sebagai bentuk sumbang pemikiran terutama dari daerah untuk penanganan perubahan iklim lima tahun mendatang.
Jadi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2025 – 2029.
Recommendation Paper ini adalah sebagai wujud perhatian dan kepedulian untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Dalam hal ini partisipasi dari semua pihak sangat penting untuk penanganan perubahan penting di Indonesia, dan juga untuk dunia karena Indonesia menjadi bagian dari dunia. (Bersambung..)
Baca artikel lanjutan:
Penanganan Perubahan Iklim (2)
————————————————————————————–
Yayasan Perspektif Baru bersama Konrad Adenauer Stiftung (KAS)* bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura, Pontianak, menggelar Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion/FGD).
*) KAS adalah lembaga independen internasional berkedudukan Sankt Augustin, Jerman. Berdiri sejak 1955 yang fokus pada pendidikan dan isu perubahan iklim global.
sumber: PPID FISIP UNTAN, 2023
Subheading Distribution
I’m going to discuss a few reasons why practice is important to learning skills. The only way to truly master a skill is by actually doing what you’ll have to do in the real world. I think practice can be a fun way of putting in the necessary hours. There are some people who will disagree. It is said that people tend to remember only 10-20% of what they’ve heard or read. That number rises to as much as 90% when you put theory to practice. Following up explanation with practice is key to mastering a skill.
Subheading Distribution
In this paragraph, I’m going to discuss a few reasons why practice is important to mastering skills. Firstly, the only way to truly learn a skill is by actually doing what you’ll have to do in the real world. Secondly, I think practice can be a fun way of putting in the necessary hours. There are, however, some people who will disagree. Thirdly, and most importantly, it is said that people tend to remember only 10-20% of what they read or hear. Moreover, that number rises to as much as 90% when you put theory to practice. In conclusion, following up explanation with practice is key to mastering a skill.
In this paragraph, I’m going to discuss a few reasons why practice is important to mastering skills. Firstly, the only way to truly learn a skill is by actually doing what you’ll have to do in the real world. Secondly, I think practice can be a fun way of putting in the necessary hours. There are, however, some people who will disagree. Thirdly, and most importantly, it is said that people tend to remember only 10-20% of what they read or hear. Moreover, that number rises to as much as 90% when you put theory to practice. In conclusion, following up explanation with practice is key to mastering a skill.
Subheading Distribution
I’m going to discuss a few reasons why practice is important to learning skills. The only way to truly master a skill is by actually doing what you’ll have to do in the real world. I think practice can be a fun way of putting in the necessary hours. There are some people who will disagree. It is said that people tend to remember only 10-20% of what they’ve heard or read. That number rises to as much as 90% when you put theory to practice. Following up explanation with practice is key to mastering a skill.
Subheading Distribution
In this paragraph, I’m going to discuss a few reasons why practice is important to mastering skills. Firstly, the only way to truly learn a skill is by actually doing what you’ll have to do in the real world. Secondly, I think practice can be a fun way of putting in the necessary hours. There are, however, some people who will disagree. Thirdly, and most importantly, it is said that people tend to remember only 10-20% of what they read or hear. Moreover, that number rises to as much as 90% when you put theory to practice. In conclusion, following up explanation with practice is key to mastering a skill.
In this paragraph, I’m going to discuss a few reasons why practice is important to mastering skills. Firstly, the only way to truly learn a skill is by actually doing what you’ll have to do in the real world. Secondly, I think practice can be a fun way of putting in the necessary hours. There are, however, some people who will disagree. Thirdly, and most importantly, it is said that people tend to remember only 10-20% of what they read or hear. Moreover, that number rises to as much as 90% when you put theory to practice. In conclusion, following up explanation with practice is key to mastering a skill.
Subheading Distribution
In this paragraph, I’m going to discuss a few reasons why practice is important to mastering skills. Firstly, the only way to truly learn a skill is by actually doing what you’ll have to do in the real world. Secondly, I think practice can be a fun way of putting in the necessary hours. There are, however, some people who will disagree. Thirdly, and most importantly, it is said that people tend to remember only 10-20% of what they read or hear. Moreover, that number rises to as much as 90% when you put theory to practice. In conclusion, following up explanation with practice is key to mastering a skill.
Pingback: Seminar Nasional Perubahan Iklim - FISIP UNTAN
Pingback: Profesor Puncak Karir Dosen - FISIP UNTAN