Menuju World Class University Dalam Workshop Joint Curriculum and Credit Transfer di Manila
Manila – Belmawa. Setiap Perguruan Tinggi (PT) yang sudah maju tentu memiliki visi misi untuk menuju world class university (WCU). Berbagai upaya diusahakan untuk mewujudkannya, termasuk dukungan internasionalisasi terhadap seluruh sivitas akademika dan mahasiswa. Walaupun saat ini, tak satu pun PT Indonesia masuk dalam kategori WCU, baik versi The Times Higher Education Supplement (THES), Academic Ranking of World Universities (ARWU), maupun Webomatrics. Begitu bunyi data dan statistik internasional terbaru (2016).
Program mobilitas mahasiswa menjadi salah satu program yang diagendakan universitas agar memiliki competitive and comparative sides, misalnya dengan program joint curriculum and credit transfer sebagai bentuk program mobilitas mahasiswa, digagas untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa terkait atmosfir akademik dan kehidupan kampus di universitas mitra. Pengetahuan dan pengalaman ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan internasional mahasiswa dan meningkatkan peluang mahasiswa unuk menjalin jejaring dengan mitra dalam skala luas.
Karenanya, secara berkesinambungan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen. Belmawa) menyelenggarakan Workshop on Joint Curriculum and Credit Transfer kerja sama dengan negara-negara di ASEAN, termasuk dengan Filipina. Edi Mulyanto, Kepala Sub Direktorat Pendidikan Akademik, ketika dimintai keterangan terkait workshop, menjelaskan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi dan mendorong kerja sama antara PT di Indonesia dan Filipina. Juga untuk berbagi informasi tentang sistem pendidikan tinggi dan kerangka kualifikasi, termasuk kebijakan pada transfer kredit dan kurikulum bersama di Indonesia dan Filipina. Edi Mulyono yang hadir mewakili Direktur Pembelajaran menyampaikan bahwa workshop ini diharapkan dapat mengidentifikasi dan mendiskusikan praktik terbaik dalam kolaborasi universitas melalui pengalihan kredit dan program kurikulum bersama.
Selain menjadi ketua delegasi Indonesia dalam workshop ini, Edi Mulyono juga memaparkan tentang Kebijakan dan Kerangka Kualifikasi Program Joint Curriculum dan Kredit Transfer. Ada 9 (sembilan) tingkatan (level) dalam Intelligence Quotation Factors (IQF) Sectors. Di dalamnya ada carier advancement dan formal education yang ditentukan dengan tingkat leveling. Leveling inilah yang menentukan profesionalitas tenaga kerja, dari tingkat operator, teknisi hingga tenaga ahli. Ia menambahkan sasaran strategis nasional program kurikulum bersama/credit transfer (luar negeri dan dalam negeri) adalah sebagai berikut: Tahun 2016 sejumlah 1,500 mahasiswa, Tahun 2017 sejumlah 2,000 mahasiswa, Tahun 2018 sejumlah 3,000 mahasiswa, dan ditargetkan Tahun 2019 sejumlah 5,000 mahasiswa.
Workshop yang diadakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila, pada 18 November 2016 ini merupakan kelanjutan kegiatan yang sama di Bali pada Agustus 2016 dan merupakan kerja sama peningkatan mutu PT antar negara ASEAN dalam menghadapi MEA. Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Jhony Lumintang, dalam kesempatan tatap muka menyampaikan agar PT di Indonesia hendaknya meniru Filipina dimana mahasiswanya fasih berbahasa Inggris dan melek komputer, ” Ada 2 (dua) hal yang perlu dicatat, bahasa Inggris dan komputer, wajib itu, kalau tidak kita ketinggalan jauh dengan negara ASEAN lainnya,” ujarnya di hadapan para peserta workshop.
Narasumber yang hadir dalam acara workshop ini antara lain adalah Dr. Purwanto Subroto, Kepala Sub Direktorat Perguruan Tinggi, Ditjen Kelembagaan yang memaparkan tentang kegiatan yang diusulkan PT, dipromosikan juga di bawah APEC (Asia Pacific Ekonomi Cooperation) Forum on “Cross-Border Education Cooperation on Higher Education”. Yang tujuannya adalah untuk meningkatkan mobilitas untuk mahasiswa dan meningkatkan mobilitas peneliti serta meningkatkan mobilitas penyedia pendidikan, yang sekaligus dalam kerangka kerjasama bilateral. Purwanto juga menambahkan bahwa di Ditjen Kelembagaan Kemenristekdikti, ada Program Mobilitas Mahasiswa Indonesia, seperti ASEAN International Mobility for Students (AIMS), Scholarship for Doctoral Degree, Enhancing International Publication, Summer Course Programs, Erasmus Plus, New Colombo Plan, KNB Scholarship, Dharmasiswa Scholarship.
Pemakalah dari Filipina diwakili oleh Dr. Amelia A. Biglete. Ia memaparkan tentang Twinning Program: Universitas Filipina memiliki pengaturan kolaboratif dengan universitas asing. Kebijakan ini dikeluarkan sejak tahun 2000 untuk meningkatkan kualitas program akademik. Transfer kredit akan berhasil dilaksanakan dengan pembentukan jaminan kualitas.
Sementara itu, Ida Puspita, M.A.Res, dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyampaikan bahwa mahasiswa UAD pada Tahun 2016 berjumlah 23,000 termasuk 200 mahasiswa asing. UAD telah melakukan kolaborasi dengan 96 universitas asing dan 9 dengan universitas yang ada di Filipina.
Hasil Diskusi diperoleh masukan bahwa antar PT di Indonesia dan PT di Filipina akan melakukan kolaborasi dalam joint curriculum dan credit transfer. Masukan tersebut antara lain rencana untuk menerapkan pengalihan kredit/kurikulum bersama pada program studi terakreditasi di ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA). Kedua negara akan mengirimkan kurikulum mereka (curriculum exchange) untuk mengidentifikasi kemungkinan melakukan transfer kredit/program kurikulum bersama guna membahas sistem penilaian, fleksibilitas, biaya hidup, akomodasi, biaya kuliah, pusat pendukung internasional, dan pertukaran kurikulum, serta melakukan komunikasi lebih lanjut antar PT.
Tahap selanjutnya, kedua belah pihak akan melakukan komunikasi lebih lanjut dalam rincian kurikulum dan mengirim draft nota kesepahaman melalui email. (AS/Editor/HKLI)