Australia – Indonesia Tandatangani Perjanjian Teknologi dan Inovasi
JAKARTA – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI dan The Australian Commonwealth and Scientific Industrial Research Organization (CSIRO) hari ini, Selasa, 22 November 2016, menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) tentang kolaborasi di bidang riset dan teknologi. Bersamaan dengan itu, turut pula dilakukan penandatanganan Perjanjian Pengaturan Pelaksanaan (Implementing Arrangement) untuk program Applied Research and Innovation System in Agriculture (ARISA), sebuah program yang diimplementasikan oleh CSIRO dengan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia. Penandatanganan dilakukan oleh delegasi Australia yang dipimpin oleh Dr. Andrew Ash dan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemristekdikti, Dr. Jumain Appe.
Ruang lingkup nota kesepahaman antara Kemenristekdikti dan CSIRO termasuk didalamnya (i) kolaborasi program-program dan proyek-proyek untuk meningkatkan inovasi di bidang kerjasama bisnis dan penelitian di sektor publik dan swasta, (ii) memberikan kontribusi diskusi dan bukti-bukti bagi para pembuat kebijakan (iii) pertukaran dan kunjungan para ilmuwan, peneliti, dosen, ahli atau personel teknis lainnya, (iv) pertukaran informasi dan dokumen inovasi iptek, (v) pertukaran materi dan peralatan yang dibutuhkan dalam kerjasama. Kemudian terjalinnya (vi) pertemuan, konferensi ilmiah, seminar, lokakarya dan pameran inovasi iptek bersama antara kedua belah pihak. Lalu (vii) pengembangan dan penguatan unit intermediasi, pendidikan, pelatihan dan partisipasi pada program yang sedang berjalan dan bentuk-bentuk lain kerjasama iptek yang nantinya dapat diputuskan bersama-sama oleh kedua belah pihak di kemudian hari.
ARISA merupakan bagian dari program Rural Economic Development yang mendorong kerjasama sektor swasta dengan petani dan universitas atau lembaga riset lain yang mempunyai inovasi di bidang pertanian dan belum pernah diterapkan.
ARISA sendiri ditujukan guna membantu petani-petani kecil di wilayah timur Indonesia, untuk meningkatkan pendapatan mereka setidaknya sebesar 30% melalui produk inovasi.
Andrew Ash mengatakan aktifitas proyek ARISA yang ditujukan untuk peningkatan inovasi di bidang argiculture selama beberapa tahun ini telah dilakukan antara lain di Malang, Lombok, Madura, Jember, NTB, Pulau Sumbawa, dan daerah lainnya.
Senior Program Manager Rural Development Australia Embassy, Rani Noerhadhie, menyebutkan nilai program tersebut mencapai 120 juta dolar Australia, sampai jangka waktu 2018 mendatang. Program ini bekerja di 5 provinsi di Indonesia yaitu JATIM, NTB, NTT, PAPUA, dan PAPUA BARAT.
“Ini ditujukan untuk 300.000 petani miskin di timur Indonesia,” imbuhnya.
Australia sangat bangga dapat bekerjasama dengan Indonesia dalam membantu pengembangan inovasi teknologi. Australia merupakan Negara yang berada di garis depan dalam inovasi global. Mereka berharap dapat tumbuh dan berkembang bersama Indonesia dalam hal ini. Seperti kita ketahui, kolaborasi adalah kunci dalam memajukan masyarakat melalui inovasi.
Melalui kolaborasi CSIRO di bawah nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama ini, Indonesia dapat mengembangkan kapasitasnya dengan memperkuat inovasi sehingga dapat menghadapi tantangan pembangunan.
Indonesia ingin memanfaatkan keahlian Australia dan membangun kerjasama yang seimbang dengan belajar praktek-praktek terbaik dan melakukan proyek-proyek bersama. Tahun ini akan menandai apa yang diharapkan menjadi kolaborasi bilateral jangka panjang yang bermanfaat di bidang ilmu pengetahuan dan inovasi.
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Jumain Appe mengatakan tujuan utama dari kerjasama ini tidak lain adalah untuk memperkuat ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi bagi pengembangan kapasitas industri dan usaha-usaha kecil, didalam membangun ekonomi berorientasi global melalui peningkatan keunggulan kompetitif dengan menyediakan kesempatan bagi perusaaan pemula, sehingga dapat tumbuh dan berkembang. Hingga pada akhirnya dapat berkontribusi dalam meningkatkan daya saing kompetitif bagi perekonomian nasional.
“Saya kira ini sejalan dengan apa yang kita lakukan di Kemenristekdikti, dimana kami mendorong penguatan inovasi yang dapat mensejahterakan rakyat. Kerjasama ini dapat diimplementasikan di berbagai area,” ujarnya. (APS)