Membangun Sinergi, Pererat Kolaborasi Ristekdikti Indonesia dan Perancis

Jakarta – Belmawa. Indonesia dan Perancis telah menandatangani Perjanjian Iptek antar kedua Negara dari tahun 1979. Sejak itu, telah banyak kerjasama Iptek dan Inovasi yang telah dilakukan.

Salah satunya adalah penciptaan Program Nusantara yang telah dibangun sejak tahun 2008. Semenjak program ini diluncurkan, kemitraan Ristek dan Inovasi terus bergulir, yang mengakibatkan jumlah kerjasamanya semakin meningkat.

Program Nusantara Indonesia Perancis, yang berdasarkan pertukaran peneliti antara kedua Negara, dimulai dengan harapan agar para Peneliti dari kedua Negara dapat menimba ilmu dan pengalaman dari negara tujuan, selama menjalani program mobilitas ini.

Program Nusantara ini juga sekarang dikembangkan menjadi program riset bersama, maupun riset konsorsium antara ke dua Negara, disamping terus menjalankan program pertukaran peneliti (mobility program).

Hari ini, Jum’at, 3 Februari 2017, Duta Besar Perancis YM Mr. Jean-Charles Berthonnet, melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof. Mohamad Nasir, yang didampingi antara lain oleh Sekretaris Jenderal Ainun Na’im, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati, dan Direktur Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) Paristiyanti Nurwardani.

Dalam diskusi, kedua belah pihak saling memberikan apresiasi atas semua upaya yang telah diberikan, serta atas keberlangsungan hubungan bilateral Indonesia Perancis di bidang Iptekdikti.

Dubes Perancis menginformasikan rencana kedatangan Kepala Negara Perancis ke Indonesia pada tahun 2017. Menteri Nasir menangkap peluang tersebut dan mengemukakan pentingnya pembaharuan Persetujuan Kerjasama Iptek dan Pendidikan Tinggi saat ini. ‘Tujuh plus satu’ adalah are fokus riset Indonesia saat ini, mencakup pertanian dan pangan, kesehatan dan obat-obatan, energi (alternatif dan terbaharukan), teknologi informasi dan komunikasi, material maju termasuk nanoteknologi, teknologi pertahanan, serta maritim. Menristekdikti Nasir mengundang mitra mancanegara, termasuk Perancis untuk sama-sama mengembangkan kerjasama dalam bidang-bidang prioritas tersebut.

Dalam bidang pendidikan tinggi, kedua Negara bersepakat untuk mengadakan pertemuan Komite Pendidikan Tinggi yang juga akan melibatkan riset, di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta pada tanggal 3-4 Mei 2017.

Diharapkan pada pertemuan tersebut akan teridentifikasi kerjasama-kerjasama strategis yang akan menguntungkan generasi muda dari kedua Negara, termasuk diantaranya kerjasama dalam bidang pendidikan tinggi vokasi, beasiswa Master dan Doktor, program wiraswasta dan ‘technoentrepreneurship’ untuk mahasiswa dan mahasiswi Indonesia dan Perancis. (NM/KSKP)

Tinggalkan Balasan