Kuliah Umum: Diplomasi Indonesia di ASEAN dan Perspektif Diplomat

Tau gak sih? Kamis, 18 Mei 2017 lalu, FISIP kedatangan tamu dari Direktorat Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN, Kementerian Luar Negeri. Seorang Diplomat Junior, kita sapa saja Abang Rizky. Kenapa panggilnya ‘Abang’ ? Karena, dia masih muda lho, teman-teman. Beliau hadir untuk memberikan kuliah umum di Kampus Biru tercinta.

Pria kelahiran Surabaya, 24 Agustus 1990 ini adalah salah satu inspirasi yang patut dicontoh. Penasaran kenapa? Karena dia sudah memantapkan mimpi dan cita-citanya menjadi diplomat sejak di bangku sekolah menengah atas. Sengaja bikin kamu iri nih, karena dia juga adalah lulusan sarjana dari Universitas Padjajaran dengan jurusan Hubungan Internasional. Sedikit share dari Abang Rizky kemarin, dia sudah sangat tahu harus berbuat apa dan target apa saja yang ingin dicapai sejak SMA. Ini baru jiwa muda, Guys!

Nah, pada kesempatan kali ini, Abang Rizky datang untuk menyampaikan kuliah umum yang berkaitan dengan hasil kegiatan yang baru saja ia ikuti, yakni mewakili Indonesia dalam KTT ASEAN ke-30 di Filipina. Sebagai Diplomat Junior, Bang Rizky ini punya segudang cerita yang harus kalian cermati jika kalian ingin mengikuti jejaknya menjadi diplomat.

Gambar 1 – Bang Rizky (kanan) ditemani Pak Adityo (kiri) sedang menyampaikan materi kuliah umum di ruang C1, FISIP UNTAN pada 18 Mei 2017

Perkuliahan ini diadakan di ruang C1 dan mulai pada pukul 13.15 WIB siang. Panas, teman-teman, begitulah kesan pertama kota Pontianak bagi Bang Rizky. Tapi tak juga menyulutkan semangatnya berbagi ilmu dengan mahasiswa-mahasiswa FISIP UNTAN. Kebetulan juga karena tema yang dibahas mengenai hubungan internasional, maka peserta yang ikut kuliah umum ini adalah mahasiswa dengan mata kuliah yang berkaitan, misalnya mata kuliah Humas Internasional Program Studi Ilmu Komunikasi, Politik Luar Negeri Indonesia Program Studi Ilmu Politik, serta Perdagangan dan Keuangan Internasional Program Studi Ilmu Hubungan Internasional.

Kuliah umum ini berlangsung seru dan menarik. Ternyata mahasiswa sangat antusias dengan peran Indonesia dalam ASEAN, isu-isu internasional, sampai mereka juga membahas tips dan trik bagaimana menjadi diplomat Indonesia.

Bang Rizky bahas apa aja sih? Dalam KTT ASEAN ke-30, ada 4 isu yang dibahas saat itu. Laut Tiongkok Selatan, Tindak Pidana Perdagang Orang (TPPO) atau Trafficking of person, Korean Peninsula, dan Terrorism/Violent Extremist. Satu-satu ya kita bahas ulang?

Isu yang pertama tentang Laut Tiongkok Selatan, Bang Rizky menjelaskan dulu alasan mengapa Laut Tiongkok Selatan ini diperebutkan. Lalu ada beberapa pulau buatan yang diduduki dan dikuasai oleh 4 negara anggota ASEAN dan ini berarti negara tersebut adalah ‘claimed states’ karena mereka bisa menuntut hak kepemilikan LTS. Tapi, Indonesia bukan negara claimed states, lho! Ini perlu diperhatikan untuk mencegah hoaks atau informasi yang salah mengenai keterlibatan Indonesia dalam memperebutkan LTS, yang padahal tidak benar.

Kemudian isu yang kedua tentang Human Trafficking, yang terlebih dulu dipersempit pengertiannya oleh Bang Rizky bahwa penjualan orang dan penjualan organ itu berbeda, karena jika penjualan orang itu tanpa sepengetahuan dan persetujuan si korban (yang dijanjikan berbeda dengan kenyataan yang terjadi).

Lalu yang tak kalah seru juga adalah pembahasan tentang semenanjung Korea, yakni isu Korea Utara. Dalam KTT ASEAN tersebut, seluruh negara anggota sepakat bahwa ancaman serius muncul dari ketegangan antara Korea Utara dan Amerika. Hal itu sewaktu-waktu dapat menimbulkan perang dan mereka sadar bahwa dampak pertama yang akan sangat parah terjadi di negara Asia Tenggara. Untuk itu, seluruh anggota mencoba melobi kedua negara yang bersangkutan untuk tetap menahan diri demi mencegah perang dan menjaga keamanan masing-masing negara.

Pada bagian yang terakhir adalah pembahasan tentang terorisme. Bang Rizky bilang jangan khawatir. Karena isu terorisme ini menjadi tanggungjawab polisi internasional yang ahli di bidangnya dan sudah ada mekanisme jelas hubungan kerjasama Kementerian di ASEAN dan kekonsulatan ASEAN yang telah menyepakati untuk sebuah peningkatan kewaspadaan pada kekonsulatan dan di berbagai gerbang masuk bandara. Peningkatan kewaspadaan itu berupa tindakan oleh tiap-tiap petugas perbatasan (baik itu di bandara atau tempat lain) memeriksa kembali dan mengetahui secara jelas tujuan orang-orang asing yang datang ke negara masing-masing.

Tak lupa juga pada menit-menit terakhir, ada yang bertanya tentang jalur masuk diplomat. Nah, Bang Rizky berbagi pengalamannya yang masuk melalui serangkaian tahap eliminasi sebagai berikut :

  1. Tahap pendaftaran online dan seleksi administrasi
  2. Tes Kompetensi Dasar
  3. Tes Kompetensi Bidang
  4. Tes Bahasa Asing
  5. Tes Tahap Final : Psikotes, Wawancara Psikotes, Wawancara Substansi, dan Tes Kesehatan

Poin yang terpenting adalah tetap berusaha dan banyak berdoa. Itu pesan dari Bang Rizky. Karena belajar saja tidak cukup jika tanpa diridhoi oleh Tuhan. Atau saran dari penulis sendiri, banyak-banyak mempelajari perkembangan isu internasional dan membaca pengalaman orang-orang yang berhasil lolos menjadi diplomat (blog dan media sosial).

Seru ya? Semua dibahas secara tuntas dan runut oleh Bang Rizky. Menariknya lagi, dari sekian banyak penanya, lima orang penanya pertama mendapat bingkisan berupa flashdisk dari Bang Rizky. Ilmu, pengetahuan, informasi, bahkan hadiah diborong dalam 1 hari. Wow!

 

(Julian Alsen dan Julya, Program Studi Ilmu Komunikasi. Editor: Adityo Darmawan Sudagung)

Tinggalkan Balasan